Sandra Dewi dan Harvey Moeis agaknya masih tuai hujatan masyarakat. Selain soal vonis hukuman Harvey yang ringan hingga dugaan ada andil dari Sandra Dewi, anak-anak mereka juga tak luput jadi sorotan.
9 Januari, beredar foto kedua putra tampan Sandra dan Harvey. Tak cuma berdua, mereka ditemani sang tante sekaligus adik Sandra, Kartika Dewi. Dalam foto, ketiganya tampak sedang berada di suatu tempat.
Namun, ketiganya diduga bukan di Indonesia. Menurut isu yang beredar, Kartika bersama anak-anak Sandra sedang liburan di Singapura dan dicurigai berkunjung ke Universal Studios. Meski belum diketahui detail kebenaran kabar tersebut, masyarakat mengungkap reaksi sinis.
“Hasil korupsinya gak akan habis Sampek 7 turunan n tanjakan 😂,” ujar netter. “Titisan 271 t lagi healing,” sindir netter. “Sengaja mama nya ga ikutan biar dikata udah miskin pdhl mah harta nya aman banget. 😂,” kata yang lainnya. “Liburan versi kismin keluarga sandra dewi = ke singapura 😂,” tutur netter. “Kalau dimiskinkan harusnya nggak bisal jalan ke luar negeri, sebel lihatnya,” kata netter.
Sebelumnya, vonis hukuman Harvey menuai kritik dari banyak pihak. Salah satunya yakni Deddy Corbuzier.
“Seandainya lu merugikan negara ratusan triliun. Itu udah pastilah kalau merugikan uang negara ratusan triliun setidak-setidaknya yang masuk ke diri lu sendiri, paling dikit lima triliun aja adalah,” kata Deddy sambil senyum penuh makna. “Anggaplah lima triliun. So, lets change it. Lu dapat uang 5 triliun, oke. Dengan resiko dipenjara 6,5 tahun, mau nggak lu ambil? Ada uang 5 triliun nih di dalam penjara, 6,5 tahun. Will you be the corruptor or not?”
Selain Deddy, eks menteri Mahfud MD juga layangkan protes. Menurut Mahfud, vonis hukuman itu terkesan tidak logis.
“Harvey Moeis didakwa melakukan korupsi dan TPPU yang merugikan keuangan negara Rp 300 trilliun. Dakwaannya konkret ‘merugikan keuangan negara’, bukan potensi ‘merugikan perekonomian negara’,” kata Mahfud. “Tetapi jaksa sendiri hanya menuntut pengembalian keuangan negara sebesar Rp 210 Miliar dan denda Rp 1 M dengan hukuman perjara selama 12 tahun. Selain hukuman penjaranya ringan, yang menyesakkan adalah dari dakwaan merugikan keuangan negara Rp 300 Trilliun, tapi jatuh vonisnya hanya 211 Miliar, atau, sekitar 0,007 persen saja dari dakwaan kerugian keuangan negara. Tak logis, menyentak rasa keadilan.”